Menyambut bulan Ramadhan dengan niat puasa yang sebenar-benarnya
PAI NON PNS KECAMATAN BERBEK BIDANG SPESIALISASI WAKAF
Nganjuk 2 April 2021
Menyambut bulan Ramadhan dengan niat puasa yang sebenar-benarnya
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang
penuh Berkah, Rahmat dan Maghfirah allah SWT, juga termasuk bulan yang dilipat
gandakan pahalanya. Oleh karena itu mari kita berusaha mempersiapkan diri dan
hati kita sebaik mungkin juga
memperperbaiki niat kita selama menjalankan ibadah selama bulan
Ramadhan.
Dalam arti kita haru mempunyai tekat yang kuat untuk menghajar kemanjaan jasad serta menahan dan menguasai keinginan hawa nafsu. Perut yang selama tidak puasa, kapanpun dan dimanapun selalu minta diisi. Begitu juga lisan dan anggota badan kita apabila tidak pasa memiliki kekuasaan didalam berbuat. Nafsu juga begitu, selama tidak puasa bisa mempunyai keinginan yang macam-macam, yang terkadang sampai kelewat batas.Dengan Ucapan Nawaitu kita harus bertekad mengekang kemanjaan jasad dan hawa nafsu, sekaligus kita bertaqorrub kepada Allah SWT.Puasa merupakan hubugan hanya antara kita dan allah SWT saja, bukan karena apa-apa dansiapa-siapa .Jadi kita hanya berniat karena Allah SWT saja. Ibarat di depan kita ada banyak makanan dan minuman walaupun itu halal dan bisa saja kita nikmati. Dan bisa saja nafsu kita mengajak kita untuk mengumpuli Istri kita, serta menggunjing sana sini berkata yang buruk-buruk,namun karena kita berpuasa semua itu kita tahan demi menjalankan perintah Allah SWT. Seperti yang di Sabdakan Nabi kita Muhammad SAW
Yang artinya :Semua amal anak Adam
itu meupakan haknya kecuali puasa, puasa itu hakKU, Aku sendiri yang akan
memberi pahalanya. Mereka meninggalkan
makan karena Aku, meninggalkan minum karena Aku, meninggalkan kesenangannya
karena Aku, dan meninggalkan berhubungan suami istri karena Aku.
Hadits di atas menjelaskan bahwa
Ibadah puasa kita merupakan hak Allah SWT, bukan hak kita serta Allah sendiri
yang akan memberi pahalanya. Besar kecilnya pahala , sedikit banyaknya
pembalasan itu juga Allah SWT sendiri yang akan menentukan menurut kadar puasa kita. Apakah didalam berpuasa
kita benar-benar karena Allah . Apabila
didalam menjalankan puasa itu benar benar karena Allah , taat dan patuh Karena
perintahNYA.Bukan puasa yang hanya menyakiti diri sendiri, yang kelihatanya
kita berpuasa menahan lapar dan dahaga tetapi kita melanggar perintah Agama
yang lainnya. Dosa dan kemakiatan yang lain masih di jalankannya. Lisan masih
berkata jorok,menggunjing dan kurang bersyukur. Tangan dipakai untuk menyakiti
orang lain, mengambil barang yang bukan merupakan haknya.Mata yang selalu
dibiarkan untuk melihat perkara yang diharamkan juga Kaki yang selalu dipakai
untuk berjalan pada kemaksiatan . Puasa yang seperti itu bukanlah puasa yang dikendaki Allah SWT.
Walaupun mennnurut Ulama Alhli fiqih sudah bisa menggugurkan kewajiban assalkan
sudah memenuhi syarat dan rukun puasa. Tetapi
menurut SIRRI fadhilah dan hikmahnya tentu tidak ada. Kenyataannya Allah
SWT tidak membutuhkan puasa yang seperti itu. Seperti yang di sampaikan didalam
sebuah HAdits
Yang Artinya: Barang siapa yang tidak
meninggalkan ucapan yang bohong serta berbuat kebohongan, maka Allah tidak
membutuhkan orang seperti itu yang hanya menninggalkan makan dan minum saja. Didalam riwayat yang
lain dijelaskan bahwa banyak orang yang
menjalankan puasa tetapi mereka hanya memperoleh lapar dan dahaga saja, tidak
mendapat apa-apa.
Semoga didalam puasa tahun ini kita
tidak hanya memperoleh lapar dan hanya menyakiti diri sendiri saja, tetapi
benar-benar bisa mendapat seperti yang
di kehendaki Allah dan Rosulnya.
Komentar
Posting Komentar