Menyambut bulan Ramadhan dengan niat puasa yang sebenar-benarnya

Achmad Syaifudin Choil

PAI NON PNS KECAMATAN BERBEK BIDANG SPESIALISASI WAKAF

Nganjuk 2 April 2021


Menyambut bulan Ramadhan dengan  niat puasa yang sebenar-benarnya               

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh Berkah, Rahmat dan Maghfirah allah SWT, juga termasuk bulan yang dilipat gandakan pahalanya. Oleh karena itu mari kita berusaha mempersiapkan diri dan hati kita sebaik mungkin juga  memperperbaiki niat kita selama menjalankan ibadah selama bulan Ramadhan.

Dalam arti kita haru mempunyai tekat yang kuat untuk menghajar kemanjaan jasad  serta menahan dan menguasai keinginan hawa nafsu. Perut yang selama tidak puasa, kapanpun dan dimanapun selalu minta diisi. Begitu juga lisan dan anggota badan kita apabila tidak pasa memiliki kekuasaan didalam berbuat. Nafsu juga begitu, selama tidak puasa bisa mempunyai keinginan yang macam-macam, yang terkadang sampai kelewat batas.Dengan Ucapan Nawaitu kita harus bertekad mengekang kemanjaan jasad dan hawa nafsu, sekaligus kita bertaqorrub kepada Allah SWT.Puasa merupakan hubugan hanya antara kita dan allah SWT saja, bukan karena apa-apa dansiapa-siapa .Jadi kita hanya berniat karena Allah SWT saja. Ibarat di depan kita ada banyak makanan dan minuman walaupun itu halal dan bisa saja kita nikmati. Dan bisa saja nafsu kita mengajak kita untuk mengumpuli Istri kita, serta menggunjing sana sini berkata yang buruk-buruk,namun karena kita berpuasa semua itu kita tahan demi menjalankan perintah Allah SWT. Seperti yang di Sabdakan Nabi kita Muhammad SAW

Yang artinya :Semua amal anak Adam itu meupakan haknya kecuali puasa, puasa itu hakKU, Aku sendiri yang akan memberi pahalanya.  Mereka meninggalkan makan karena Aku, meninggalkan minum karena Aku, meninggalkan kesenangannya karena Aku, dan meninggalkan berhubungan suami istri karena Aku.

Hadits di atas menjelaskan bahwa Ibadah puasa kita merupakan hak Allah SWT, bukan hak kita serta Allah sendiri yang akan memberi pahalanya. Besar kecilnya pahala , sedikit banyaknya pembalasan itu juga Allah SWT sendiri yang akan menentukan menurut  kadar puasa kita. Apakah didalam berpuasa kita benar-benar  karena Allah . Apabila didalam menjalankan puasa itu benar benar karena Allah , taat dan patuh Karena perintahNYA.Bukan puasa yang hanya menyakiti diri sendiri, yang kelihatanya kita berpuasa menahan lapar dan dahaga tetapi kita melanggar perintah Agama yang lainnya. Dosa dan kemakiatan yang lain masih di jalankannya. Lisan masih berkata jorok,menggunjing dan kurang bersyukur. Tangan dipakai untuk menyakiti orang lain, mengambil barang yang bukan merupakan haknya.Mata yang selalu dibiarkan untuk melihat perkara yang diharamkan juga Kaki yang selalu dipakai untuk berjalan pada kemaksiatan . Puasa yang seperti  itu bukanlah puasa yang dikendaki Allah SWT. Walaupun mennnurut Ulama Alhli fiqih sudah bisa menggugurkan kewajiban assalkan sudah memenuhi syarat dan rukun puasa. Tetapi  menurut SIRRI fadhilah dan hikmahnya tentu tidak ada. Kenyataannya Allah SWT tidak membutuhkan puasa yang seperti itu. Seperti yang di sampaikan didalam sebuah HAdits

Yang Artinya: Barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan yang bohong serta berbuat kebohongan, maka Allah tidak membutuhkan orang seperti itu yang hanya menninggalkan  makan dan minum saja. Didalam riwayat yang lain dijelaskan bahwa  banyak orang yang menjalankan puasa tetapi mereka hanya memperoleh lapar dan dahaga saja, tidak mendapat apa-apa.

Semoga didalam puasa tahun ini kita tidak hanya memperoleh lapar dan hanya menyakiti diri sendiri saja, tetapi benar-benar bisa mendapat  seperti yang di kehendaki Allah dan Rosulnya.

Komentar